widget

Sunday, November 9, 2014

BAB V.WARGANEGARA DAN NEGARA


WARGANEGARA DAN NEGARA





Make Money at : http://bit.ly/best_tips

TUGAS           : ILMU SOSIAL DASAR

NAMA            : RINTO IRAWAN
NPM               : 59414447
KELAS           : 1IA01
JURUSAN      : TEKNIK INFORMATIKA




Make Money at : http://bit.ly/best_tips


Make Money at : http://bit.ly/best_tips
1.HUKUM,NEGARA DAN PEMERINTAH

a.      Hukum

Sukar kiranya untuk memberikan suatu definisi tentang hukum. Beberapa perumusan yang ada, masing-masing menonjolkan segi tertentu dari hukum  . Didalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia”,Utrecht memeberikan batasan hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah atau larangan-larangan) yang mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

Selain Utrecht beberapa sarjana hukum indonesia yang telah merumuskan definisi hukum .Diantaranya adalah JTC.Simonangkir SH. Dan Woerjono Sastropranoto SH. Yang mendefinisikan hukum sebagai peraturan-peraturan yang memaksa ,yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan  resmi yang berwajib,pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu,dengan hukuman tertentu.
a)      Ciri-ciri dan Sifat Hukum

 Agar  dapat  mengenal  hukum  lebih  jelas,  maka  kita  perlu  mengenal  ciri dan  sifat  dari  hukum  itu  sendiri.

Ciri  hukum  adalah  :
Ø  Adanya  perintah  atau  larangan
Ø  Perintah  atau  larangan  itu  harus  dipatuhi  setiap  orang.
Agar tata tertib dalam  masyarakat dapat dilaksanakan  dan tetap terpelihara dengan  baik,  perlu  ada peraturan  yang  mengantur  dan  memaksa  tata  tertib  itu untuk  ditaati  yang  disebut kaidah  hukum.  Dan  kepada  barang siapa  yang melanggar  baik  disengaja  atau  tidak,  dapat  dikenai  sangsi  yang  berupa hukuman.
Akan  tetapi  temyata  tidak  setiap  orang  mau  menaati  kaidah  hukum tersebut,  oleh  karena  itu  agar  peraturan  hidup  itu  benar-benar  dilaksanakan dan  ditaati,  maka  perlu  dilengkapi  dengan  unsur  memaksa.  Dengan  demikian hukum  mempunyai  sifat  mengatur  dan  memaksa.  Sehingga  hukum  menjadi peraturan  hidup  yang  dapat  memaksa  orang  untuk  menaati  serta  dapat memberikan  sangsi tegas  terhadap  setiap  orang  yang tidak  mau mematuhinya.
b)      Sumber-sumber Hukum
Ialah  segala  sesuatu  yang  menimbulkan  aturan-aturan  yang  mempunyai kekuatan  yang  memaksa,  yang  kalau  dilanggar  dapat  mengakibatkan  sangsi yang  tegas  dan  nyata.
Sumber  hukum  dapat  ditinjau  dari  segi  formal  dan  segi  material.
Sumber hukum material dapat kita tinjau  lagi  dari berbagai  sudut,  misalnya dari  sudut  politik,  sejarah,  ekonomi  dan  lain-lain.

Sedangkan sumber hukum formal antara lain adalah :

1)      Unadang-undang  (Statute)
Ialah  suatu  peraturan  negara  yang  mempunyai  kekuasaan  hukum  yang mengikat,  diadakan  dan  dipelihara  oleh  penguasa  negara;
2)      Kebiasaan (Custom)
Ialah  perbuatan  manusia  yang  tetap  dilakukan berulang-ulang  dalam  hal yang  sama  dan  diterima  oleh  masyarakat. Sehingga tindakan  yang berlawanan  dianggap  sebagai  pelanggaran  perasaan  hukum
3)      Keputasan-keputusan Hakim (Yurisprudensi)
Ialah  keputusan  hakim  terdahulu  yang  sering  dijadikan  dasar  keputusan hakim  kemudian  mengenai  masalah  yang  sama.
4)      Traktat (treaty)
Ialah perjanjian antara dua orang atau lebih mengenai sesuatu  hal, sehingga masing-masing  pihak  yang  bersangkutan  terikat  dengan  isi  perjanjian tersebut.
5)      Pendapat Sarjana Hukum
Ialah  pendapat  para  sarjana  yang  sering  dikutip  para  hakim  dalam menyelesaikan  suatu  masalah.

c)      Pembagian Hukum

1)      Menurut “sumbernya” Hukum dibagi dalam :
v  Hukum  Undang-undang,  yaitu  hukum  yang  tercantum  dalam peraturan  perundang-undangan,
v  Hukum  Kebiasaan,  yaitu  hukum  yang  terletak  pada  kebiasaan (adat).
v  Hukum  Traktat,  ialah  hukum  yang  ditetapkan  oleh  negara-negara dalam  suatu  perjanjian  antar  negara.
v  Hukum  Yurisprudensi,  yaitu  hukum  yang  terbentuk  karena keputusan  hakim.

2)      Menurut  "bentuknya"  hukum  dibagi  dalam 
v  Hukum  tertulis,  yang  terbagi  lagi  atas  :
-          Hukum  tertulis  yang  dikodifikasikan  ialah  hukum  tertulis  yangtelah dibukukan jenis-jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
-          Hukum tertulis tak dikondifikasikan
-          Hukum tak tertulis .


3)       Menurut  "tempat  berlakunya"  hukum  dibagi  dalam: -  Hukum  Nasional  ialah  hukum  dalam  suatu  negara.
-          Hukum  Internasional  ialah  hukum  yang  mengatur  hubungan internasional
-          Hukum asaing ialah hukum dalam negara lain
-          Hukum gereja ialah norma gereja yang ditetapkan untuk anggota-anggotanya.



4)      Menurut  "waktu  berlakunya"  hukum  dibagi  dalam :
-          Ius  Constitutum  (hukum  positif)  ialah  hukum  yang  berlaku sekarang  hagi  suatu  masyarakat  tertentu  dalam  suatu  daerah tertentu.
-          Ius  Constituendum  ialah  hukum  yang  diharapkan  akan  berlaku di  waktu  yang  akan  datang.
-          Hukum  Asasi  (hukum  alam)  ialah  hukum  yang  berlaku  dalam segala  bangsa  di  dunia.

5)      Menurut  "cara  mempertahankannya"  dibagi  dalam  :
-          Hukum  material  ialah  hukum  yang  memuat  peraturan  yang mengatur  kepentingan  dan  hubungan  yang  berwujud  perintah- perintah  dan  larangan  iarangan.
Contoh  :  Hukum  Perdata.  dan  lain-lain.  Oleh  karena  itu,  bila kita  berbicara  Hukum  Pidana  atau  Perdata,  maka  yang  dimaksud adalah  Hukum  Pidana  atau  Perdata  material.
-          Hukum  Formal  (Hukum  Proses  atau  Hukum  Acara)  ialah  hukum yang  memuat  peraturan  yang  mengatur  bagaimana  cara-cara melaksanakan  dan  mempertahankan  hukum  material  atau peraturan  yang  mengatur  bagaimana  cara-caranya  mengajukan sesuatu  perkara  ke  muka  pengadilan  dan  bagaimana  caranya hakim  memberi  putusan.
Contoh  :  Hukum  Acara  Pidana  dan  Hukum  Acara  Perdata.

6)      Menurut “sifatnya” hukum dibagi dalam :
-          Hukum  yang  memaksa  ialah  hukum  yang  dalam  keadaan bagaimana  harus  dan  mempunyai  paksaan  mutlak.
-          Hukum  yang  mengatur  (pelengkap)  ialah  hukum  yang  dapat dikesampingkan,  apabila  pihak  yang  bersangkutan  telah  membuat peraturan  sendiri  dalam  perjanjian.

7)      Menurut  "wujudnya"  hukum  dibagi  dalam :
-          Hukum  Obyektif  ialah  hukum  dalam  suatu  negara  yang  berlaku umum  dan  tidak  mengenai  orang  atau  golongan  tertentu.
-          Hukum  Subyektif  ialah  hukum  yang  timbul  dari  hubungan obyektif  dan  berlaku  terhadap  seseorang  tertentu  atau  lebih. Kedua  jenis  hukum  ini  jarang  digunakan.

8)       Menurut  "isinya"  hukum  dibagi  dalam  :
-          Hukum  Privat  (Hukurn  Sipil  )  ialah  hukum  yang  mengatur   hubungan  antara  orang  yang  satu  dengan  yang  lainnya,  dan menitik  beratkan  pada  kepentingan  perseorangan
-          Hukum  Publik  (Hukum  Negara)  ialah  hukum  yang  mengatur hubungan  antara  negara  dan  alat  perlengkapan  atau  negara  dengan warganegaranya.





Negara  sebagai  organisasi  dalam  suatu  wilayah  dapat  memaksakan kekuasaannya  secara  sah  terhadap  semua  golongan  dan  warganegaranya,  serta menetapkan  cara-cara  dan  batas-batas  sampai  di  mana  kekuasaan  dapat digunakan  dalam  kehidupan  bersama,  baik  oleh  warga  negara,  golongan  atau oleh  negara  sendiri.  Oleh  karena  itu  negara  mempunyai  dua  tugas  pokok 

1)       Mengatur  dan  mengendalikan  gejala-gejala  kekuasaan  asosial,  artinya bertentangan  satu  sama  lain  supaya  tidak  menjadi  antagonisme  yang membahayakan.

2)      Mengorganisir  dan  mengintegrasikan  kegiatan  manusia  dan  golongan- golongan  ke  arah  tercapainya  tujuan-tujuan  dari  masyarakat  seluruh  atau tujuan  sosial.

Pengendalian  ini dilakukan  berdasarkan  sistem  hukum  dan  dengan  perantara pemerintah  beserta  lembaga-lembaganya.  Kekuasaan  negara  mempunyai organisasi  yang  teratur  dan  paling  kuat,  oleh  karena  itu  semua  golongan  atau asosiasi  yang  memperjuangkan  kekuasaan  harus  dapat  menetapkan  diri  dalam rangka  ini.  Pentingnya  sistem  hukum  ini  sebagai  perlindungan,  bagi  kepentingan- kepentingan  yang  telah  melindungi  kaidah  agama,  kaidah  kesusilaan  dan  kaidah kesopanan.  Meskipun  kaidah-kaidah  tersebut  ikut  berusaha  menyelenggarakan dan  perlindungan  kepentingan  orang  dalam  masyarakat,  tetapi  belum  cukup kuat  untuk  melindunginya  mengingat  terdapat  kepentingan-kepentingan  yang tidak  teratur.  Bahkan  berarti  kepentingan  warga  masyarakat  tidak  terpenuhi oleh  kaidah  agama,  kesusilaan  dan  kesopanan,  tetapi  tidak  cukup  terlindungi atau  terjamin.  Sebab  mungkin  saja  terlaksana  dengan  kaidah  tersebut,  untuk melindungi  lebih  lanjut  kepentingan  yang  telah  dilindungi  kaidah-kaidah  tadi perlu  sistem  hukum.  Hukum  yang  mengatur  kehidupan  masyarakat  dan  nyata berlaku  dalam  masyarakat  disebut  hukum  positif.  Istilah  hukum  positif dimaksudkan  untuk  menandai  "differentie"  dan  hukum  terhadap  kaidah-kaidah lain  dalam  masyarakat,  tampil  lebih  jelas,  tegas  dan  didukung  oleh  perlengkapan yang  cukup  agar  diikuti  anggota  masyarakat.  Sebagai  atribut  positif  ini  adalah: Pertama,  bukanlah  kaidah  sosial  yang  mengambang  atau  tidak  jelas  bentuk  dan tujuannya.  Sehingga  dibutuhkan  lembaga  khusus  yang  bertujuan  merumuskan dengan  jelas  tujuan  yang  hendak  dicapai  oleh  hukum.  Kedua,  dibutuhkan  staf (personalia)  yang  menjaga  berlakunya  hukum,  seperti  posisi,  kejaksaan  dan pengadilan.
Sifat  dan  peraturan  hukum  tersebut  adalah  memaksa  dan  menghendaki tujuan  yang  lebih  dalam,  pengertian  memaksa  bukanlah  senantiasa  dipaksakan apabila  tindakan  sewenang-wenang.  Sebab  hukum  itu  sebagai  kongkretisasi daripada  sistem  nilai-nilai  yang  berlaku  dalam  masyarakat,  yang  perlu mempertimbangkan  tiga  hal  yaitu  :  Sistem  norma,  sebagai  sistem  kontrol  dan sebagai  sistem  engineering  (pemegang  kekuasaan  memelopori  proses pengkaidahannya).  Sehingga  hukum  diartikan  sebagai  serumpunan  peraturan yang  bersifat  memaksa  yang  diadakan  untuk  melindungi  kepentingan- kepentingan  orang  dalam  masyarakat.
Hukum  tidak  lain  hanyalah  merupakan  sarana  bagi  pemerintah  atas  tangan- tangan  yang  berkuasa  untuk  mengerahkan  cara  berpikir  dan  bertindak  dalam rangka  kebijakan  tujuan  nasional.  Dalam  kediriannya  secara  intern  tidak  ada sangkut-paut  dengan  "kaidah"  dan  "kebenaran"  dalam  makna  dan  hakiki  yang sebenarnya,  dalam  rangka  konseptualisasi  hukum  selalu  berpihak,  selalu berwarna  dan  memang  yang  terpancangdalam  kamus  hukum  hanya  dirasakan dan  dialami,  bermakna  dan  berwujud  relatif  serta  karakter  dari  sosial,  budaya, struktural  dan  agama  sekalipun
Agar  masyarakat  siap  memakai  hukum  positif,  perlu  mempelajari manajemen  hukum  dan  kultur  hukum.  Sebab  sistem  hukum  terurai  dalam  tiga komponen  yaitu  :  (I)  Substansi,  (2)  Struktur  dan  (3)  Kultur.  Manajemen hukum  memikirkan  bagaimana  mendayagunakan  sumber  daya  dalam masyarakat  untuk  mengatur  masyarakat  melalui  hukum.  Kultur  hukum  adalah nilai  dan  sikap  dalam  masyarakat  mengenai  hukum.

Untuk  menganalisa  lebih  tajam  apa  sebenarnya  hukum,  maknanya, peranannya,  dampaknya  dalam  proses  interaksi  dalam  masyarakat,  perlu dipelajari  10  aspek  penganalisa  yaitu  :
1)       Jangan  mengindentifikasikan  "hukum"  dengan  "kebenaran  keadilan".
2)      Tidak  dengan  sendirinya  harus  adil  dan  benar.
3)      Hukum  tetap  mengabdikan  diri  untuk  menjamin  kegiatan  masa      sistem dan bentuk pemerintahan.
4)      Meskipun  mengandung  unsur  keadilan  atau  kebaikan  tidak  selamanya disambut  dengan  tangan  terbuka.
5)      Hukum  dapat  diidentifikasikan  dengan  kekuatan  atas  kekuasaan.
6)      Macam-macam  hukum  terlalu  dipukulratakan.
7)       Jangan  apriori  bahwa  hukum  adat  lebih  baik  dari  hukum  tertulis.
8)      Jangan  mencampur-adukkan  substansi  hukum  dengan  cara  atau  proses
9)      Jangan  mencampur-adukkan  "law  in  activis"  dengan  "law  in  books"  dari aparat  penegak  hukum.
10)    Jangan  menganggap  sama  aspek  terjang  penegak  hukum  dengan  hukum.
Oleh  karena  itu  hukum  tidak  dapat  dipahami  tanpa  memperhatikan  faktor sosial  budaya  dan  struktur  negara,  dan  masyarakat  tidak  mungkin  bermakna dan  berada  tanpa  hukum,  mulai  bayi  sampai  dewasa,  menikah  dan  meinggal dunia  perlu  ketentuan  perundang-undangan  yang  mengaturnya,  bahkan  "masuk surga"  sekalipun.

b.      Negara 

Negara merupakan alat dari masyarakat  yang mempunyai kekuasaan  untuk mengatur  hubungan  manusia  dalam  masyarakat.

Oleh  karena  itu,    sebagai  organisasi,  negara  dapat  memaksakan kekuasaannyasecarasah terhadapsemuagolongankekuasaansertadapat menetapkantujuanhidupbersama.Denganperkataanlain,negaramempunyai2tugasutama,yaitu :
l)    Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yangbertentangan satusamalainnya.
2)   Mengaturdan menyatukan  kegiatan  manusia  dan golongan untuk menciptakantujuanbersamayang disesuaikandan diarahkanpadatujuan negara.
Dengandemikian,sebagai organisasi,negaramempunyaikekuasaanyang palingkuatdanteratur.
a)Sifat-sifatNegara.
Sebagaiorganisasi kekuasaan  tertinggi,negaramempunyaisifatkhusus yangtidakmelekatpadaorganisasi  lain.Sifattersebutmelekatpadanegara karena penjelmaan(Manifestasi)darikedaulatanyangdimiliki.Adapunsifat tersebutadalah :
l)    Sifatmemaksa,artinyanegaramempunyaikekuasaanuntukmenggunakan kekerasan fisiksecara legal agartercapai ketertiban dalam  masyarakat danmencegahtimbulnya anarkhi..
2)   Sifat monopoli,artinya  negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuanbersamadarimasyarakat.
3)   Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan mengenai semuaorangtanpakecuali.
b) Bentuk Negara
Dari erat tidaknya serta sifat hubungan  suatu negara ke dalam maupun ke  luar,  dapat  kita  bedakan  antara  bentuk  negara  dan  bentuk  kenegaraan. Disebut bentuk negara jika hubungan suatu negara ke dalam (dengan daerah- daerahnya) maupun ke luar (dengan negara lain) ikatannya merupakan suatu negara. Sedang bentuk kenegaraan ialah jika hubungan ke dalam maupun ke luarnya,  ikatannya  merupakan  suatu negara.

Dalam  teori  modern  sekarang   ini,  bentuk  negara  yang  terpenting   adalah: Negara   Kesatuan   dan  Negara   Serikat.

1)    Negara  Kesatuan   (Unitarisme)
Adalah  suatu negara  yang merdeka  dan berdaulat,  di  mana  kekuasaan untuk mengurus  seluruh permerintah  dalam  negara itu berada pada Pusat.
Ada 2 macam bentuk negara  Kesatuan,  yaitu  :

(a)    Negara Kesatuan dengan sistem  sentralisasi. Di dalam sistem ini,  segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus Pemerintah  Pusat.Dengan kata lain,  Pemerintah Pusat memegang seluruh kekuasaan dalam negara.

Keuntungannya  :
·         adanya peraturan  yang sama di seluruh negara;
·         penghasilan daerah dapat digunakan untuk keperluan seluruh negara. 

Kerugiannya  :
·         menumpuknya pekerjaan di Pemerintah Pusat;
·         terlambatnya putusan-putusan  dari Pusat;
·         keputusan  sering tidak cocok dengan keadaan daerah;
·         rakyat kurang mendapat kesempatan untuk turut serta dan bertanggung jawab  terhadap daerah.

(b)   Negara Kesatuan dengan  sistem desentralisasi.Di dalam  sistem   ini,  daerah   diberi  kewenangan  untuk  mengatur  dan mengurus rumah tangganya  sendiri.
2)   Negara  Serikat   (negara   Federasi)
Adalah  negara  yang  terjadi  dari  penggabungan  beberapa  negara  yang semula  berdiri  sendiri  sebagai  negara  yang  merdeka,  berdaulat,  ke  dalam suatu  ikatan  kerjasama   yang  efektif   untuk  melaksankaan   urusan  secara bersama. Setelah menggabungkan diri, masing-masing negara itu melepaskan sebagian kekuasaan dan menyerahkan kepada Negara Federalnya. Kekuasaan yang diserahkan disebutkan secara satu persatu (liminatif) dan hanya kekuasaan.

Sedang   bentuk   kenegaraan    yang  kita  kenal  dewasa   ini  ialah   :

(1)   Negara  Dominion
Bentuk  ini  khusus  hanya  terdapat   dalam  lingkungan   ketatanegaraan Kerajaan Inggris. Negara dominion  semua adalah jajahan  Inggris, tetapi setelah  merdeka  tetap  mengakui  Raja  Inggris  sebagai  rajanya. Negara- negara  dominion  tergabung  dalam  suatu gabungan  yang bernama  "The British Commonwealth  of Nations"

(2)   Negara   Uni
Adalah  gabungan   dari  2 atau  beberapa   negara  yang  mempunyai    seorang Kepala   negara
Ada  dua  negara   Uni,  yaitu  :
·         Uni  Riil,  ialah  apabila   dua  atau  beberapa   negara  berdasarkan    suatu perjanjian,   mengadakan   satu  alat  pemerintahan    untuk menyelenggarakan     kepentingan    bersama;
·         Uni Personil,   ialah  apabila  dua atau beberapa  negara  secara  kebetulan mempunyai    seorang   Kepala   Negara   yang  sama.

(3)   Negara   Protektorat
Ialah   suatu   negara   yang   berada    di  bawah   perlindungan     negara   lain. Perlindungan     ini  umumnya    adalah   turut   campurnya    negara   pelindung dalam   urusan   Luar  negeri.
c)   Unsur-unsur Negara
Untuk  dapat  dikatakan  sebagai  suatu  negara, negara  harus  memenuhi syarat-syarat  sebagai berikut  :
(I)   harus  ada wilayahnya
(2)  harus  ada rakyatnya
(3)  harus ada pemerintahnya
(4)  harus ada tujuannya
(5)  mempunyai  kedaulatan

c.       Pemerintah

Pemerintah  merupakan  salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah merupakan  roda  negara,  maka tidak  akan  mungkin  ada suatu  negara  tanpa Pemerintah.
Dalam pengertian  umum sering dicampuradukkan  pengertian Pemerintah dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas keduanya berbeda.

Untuk  membedakan  kedua  istilah  tersebut,  maka  istilah  tersebut  hams kita bedakan  dalam  arti luas dan dalam  arti sempit.

Pemerintahan  dalam arti luas :
·         Segala kegiatan atau usaha yang terorganisir,  bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan  dasar negara, mengenai  rakyat/penduduk  dan wilayah (negara itu) demi tercapainya  tujuan negara.
·         Segala tugas, kewenangan, kewajiban negara yang harus dilaksanakan menurut dasar-dasar tertentu (suatu negara) demi tercapainya tujuan negara.

Kalau kita mengikuti pemisahan kekuasaan Montesquieu,  maka meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif. Kalau kita mengikuti Vollenhoven maka meliputi bidang wetgeving,  rechtspraak, politie, bestuur.
Pemerintahan  dalam  arti sempit
·         Kalau kita mengikuti Montesquieu,  maka hanyalah tugas, kewajiban dan kekuasaan  negara di bidang eksekutif.
·         Kalau  kita  mengikuti   Vollenhoven,    kekuasaan   negara  di bidang  bestuur.
·         Mengikuti   pengertian   pemerintahan    dalam  arti  luas  dan  sempit  tersebut, maka:

Pemerintah   dalam   arti  luas   :
Adalah  menunjuk   kepada  alat  perlengkapan    negara  seluruhnya   (aparatur negara)   sebagai    badan   yang   melaksanakan    seluruh    tugas/kekuasaan     negara atau  melaksanakan    pemerintahan    dalam   arti  luas.

Pemerintah   dalam   arti  sempit   :
Adalah     hanya    menunjuk    kepada     alat   perlengkapan     negara    yang melaksanakan     pemerintahan    dalam   arti  sempit.

.Di dalam  penjelasan   UUD  1945 disebutkan   dengan  tegas,  bahwa  Presiden adalah   penyelenggara     pemerintahan    yang   tertingi   di  bawah   Majelis   (MPR adalah    pemegang     kekuasaan      tertinggi).   Hal   ini   berarti    bahwa    Presiden bertanggung   jawab   dan  berkuasa   menjalankan    pemerintahan    negara.   Untuk itu  Presiden    menunjuk   para  Menteri   sebagai   pembantunya.    Para  menteri   ini mempunyai   pengaruh   yang  besar  terhadap  Presiden  dalam  menentukan   politik negara  mengenai  departemennya.    Presiden  dan para  Menteri  inilah  Pemerintah alam  arti  sempit.
Walaupun   demikian,   teori  Montesquieu    mengenai   pemisahan   kekuasaan ini tidak  sepenuhnya   dianut  di Indonesia.   Karena  teori  ini mengajarkan   bahwa masing-masing    bidang    kekuasaan     ini   berdiri    sendiri-sendiri    dan   tidak mencampuri   urusan  bidang  lainnya.   Sedangkan   menurut   UUD  1945,   Indone- sia menganut   sistem   pembagian   kekuasaan   (bukan  pemisahan),   sehingga  dapat terjadi   satu   bidang   tugas   dilakukan    oleh   lebih  dari  satu  alat  perlengkapan negara.   Atau  sebaliknya,     satu  alat  perlengkapan    negara   melaksanakan    lebih dari  satu  bidang   tugas.


2. WARGANEGARA DAN NEGARA
Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi  semua orang  yang bertempat  tinggal  di dalam  wilayah kekuasaan
negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan  dan yang bersama-sama  mendiami  suatu wilayah tertentu.
Menurut  Kansil, orang-orang  yang berada dalam  wilayah  suatu negara itu dapat dibedakan  menjadi  :
a.       Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan   oleh  peraturan  negara  yang  bersangkutan,   diperkenankan mempunyai  tempat tinggal pokok  (domisili)  dalam wilayah negara itu.
Penduduk ini dapat dibedakan menjadi  2 lagi, yaitu  :
1.      Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat  diatur   oleh  Pemerintah   negara   tersebut   dan mengakui Pemerintahnya  sendiri;
2.      Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan warga negara

b.      Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat  tinggal di wilayah negara tersebut.

2) Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan,  pertahanan  dan kesejahteraan   sosial.




Pasal
27 (2)
Tiap-tiap   warga  negara  berhak  atas  pekerjaan   dan penghidupan  yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal
30 (1)
Tiap-tiap warga negara berhak  ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

Pasal
31  (I)
Tiap-tiap warga    negara    berhak    mendapatkan 
 pengajaran.








Negara    menjamin    kemerdekaan     tiap-tiap     penduduk untuk   memeluk   agamanya    masing-rnasing     dan  untuk beribadat   menurut   agamanya   dan  kepercayaannya     itu (hak     untuk     beragama     dan    beribadat     menurut kepercayaan    masing-rnasing      ,     selama     agama    dan kepercayaan    itu  diakui   Pemerintah).
Kemerdekaan   berserikat   dan berkumpul,   mengeluarkan pikiran    dengan    lisan    dan   tulisan    dan   sebagainya ditetapkan    dengan   undang-undang.     (hak  bersama   dan mengeluarkan     pendapat).



 Di  samping   itu  dua  ketentuan    dengan   tegas   menyebutkan    tentang kewajiban    warga   negara  

Pasal  27  (1)
Segala   warga   negara   wajib   menjunjung     hukum   dan pemerintahan    itu  dengan   tidak   ada    kecualinya.

Pasal  30  (1)
Tiap-tiap    warga   negara   wajib   ikut  serta  dalam   usaha pembelaan    negara


KUIS
1.      Yang mendefinisikan hukum sebagai peraturan-peraturan yang memaksa ,yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan  resmi yang berwajib adalah....
A.     JTC.Simonangkir SH. Dan Woerjono Sastropranoto SH
B.     Utrecht
C.     UU Nomor 62 Tahun 1958
D.     Benyamin Francklin
E.      Semua salah
Jawaban : A
2.      Tiap-tiap    warga   negara   wajib   ikut  serta  dalam   usaha pembelaan    negara tercantum dalam UUD1945 pasal....
A.     Pasal 27 Ayat 2
B.     Pasal 30 Ayat 1 dan 2
C.     Pasal 29 Ayat 1
D.     Pasal 27 ayat 1
E.      Pasal  30 ayat 1
Jawaban : E

3.      Untuk  dapat  dikatakan  sebagai  suatu  negara, negara  harus  memenuhi syarat-syarat  sebagai berikut,kecuali...
A.     Harus memiliki wilayah
B.     Harus mememiliki pemerintahan
C.     Harus ada negara sahabat
D.     Harus ada rakyat
E.      Harus memiliki rakyat
Jawaban : C

4.      Nama lain dari Unitarisme adalah...
A.     Negara uni
B.     Negara Dominion
C.     Negara serikat
D.     Negara kesatuan
E.      Negara federasi
Jawaban : D

5.      sumber hukum formal yang menerangkan bahwa keputusan  hakim  terdahulu  yang  sering  dijadikan  dasar  keputusan hakim  kemudian  mengenai  masalah  yang  sama adalah...
A.     statute
B.     general
C.     custom
D.     treaty
E.      yurisprudensi
Jawaban : D



DAFTAR PUSTAKA

1.      Drs. Ahmadi Abu,” Ilmu Sosial Dasar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 2009.




No comments:

Post a Comment